Di tengah tingginya kebutuhan akan air minum yang aman dan berkualitas, banyak masyarakat Indonesia memilih air isi ulang sebagai solusi praktis dan ekonomis. Namun, di balik harganya yang terjangkau, apakah air isi ulang memenuhi prosedur pengawasan kualitas air minum layak konsumsi? Jika tidak, apa saja bahaya yang dapat ditimbulkannya?
Nah, di artikel ini akan dibahas fakta mengenai apakah air isi ulang aman dikonsumsi. Yuk, baca penjelasan berikut sampai selesai.
Apa itu Air Isi Ulang?
Air isi ulang adalah air yang telah diproses di depot atau tempat pengisian ulang dan umumnya berasal dari berbagai sumber air, seperti sumur, sungai, atau sistem penyedia air kota. Setelah diambil dari sumbernya, air isi ulang akan diolah di depot.
Pengolahan tersebut bertujuan untuk menghilangkan partikel besar, kontaminan, dan mikroorganisme berbahaya yang dikandungnya. Setelah proses pengolahan, air akan dipindahkan ke dalam kemasan, seperti botol atau galon dan didistribusikan kepada konsumen.
Baca juga: Diet Air Putih: Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Apakah Air Isi Ulang Aman?
Data menunjukkan bahwa sebagian besar depot air minum isi ulang ternyata tidak selalu memenuhi standar kebersihan dan kesehatan yang ditetapkan. Untuk lebih detailnya, simak fakta-fakta air isi ulang berikut ini:
1. Variasi Sumber Air
Air yang digunakan dalam depot air minum isi ulang berasal dari berbagai sumber. Nah, kualitas air dari berbagai sumber ini bisa berbeda-beda, tergantung pada tingkat pencemaran dan perlakuan awal terhadap air tersebut.
Misalnya, air dari sumur bor yang dangkal biasanya lebih rentan terhadap pencemaran dari limbah domestik atau aktivitas industri. Sementara itu, air dari sistem penyedia air kota mungkin sudah melalui proses pengolahan sebelum mencapai konsumen, tetapi masih ada potensi kontaminasi jika sistem distribusi tidak dikelola atau dirawat dengan baik.
2. Standar Kualitas yang Tidak Selalu Terjamin
Menurut data dari Dinas Kesehatan Bandung, banyak depot air isi ulang yang tidak memenuhi standar kesehatan. Misalnya, pada tahun 2013, 40% depot air minum isi ulang tidak memenuhi standar bakteri. Angka tersebut kemudian meningkat menjadi 63% pada tahun 2014.
Meskipun sempat menurun menjadi 20% pada tahun 2015, namun kembali terjadi peningkatan pada tahun 2016 menjadi 54%. Temuan tersebut menunjukkan bahwa standar kualitas depot air isi ulang tidak selalu terjamin.
Baca juga: 7 Manfaat Air Putih untuk Otak,Tidak Banyak Diketahui!
3. Risiko Kontaminasi
Salah satu masalah utama air isi ulang adalah risiko kontaminasi. Menurut Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2020, diketahui bahwa 7 dari 10 rumah tangga di Indonesia mengonsumsi air minum yang berasal dari infrastruktur yang tercemar bakteri Escherichia coli.
Selain karena faktor sumber air, kontaminasi tersebut umumnya terjadi akibat cara pengolahan dan penyimpanan yang tidak tepat. Selain itu, proses pembersihan yang kurang memadai atau jika kondisi depot tidak higienis juga dapat menjadi sumber kontaminasi.
4. Pengawasan dan Kepatuhan yang Kurang
Meskipun Peraturan Menteri Kesehatan No. 42 Tahun 2014 telah mengatur berbagai aspek terkait kebersihan dan kualitas air isi ulang, namun hanya sebagian kecil depot yang benar-benar memenuhi standar hygiene sanitasi yang ditetapkan. Ketidakpatuhan tersebut tentu menimbulkan keraguan apakah air minum yang disediakan oleh depot air isi ulang benar-benar aman untuk dikonsumsi atau tidak.
5. Proses Pengolahan yang Tidak Memadai
Hasil penelitian di lima wilayah DKI Jakarta menunjukkan bahwa hanya 20% (n=10) depot air minum isi ulang yang melakukan pengolahan air isi ulang secara memadai. Padahal, proses penyaringan dan desinfeksi sangat penting untuk memastikan bahwa air yang dihasilkan terbebas dari bakteri dan kontaminan.
Sayangnya, tidak semua depot memiliki fasilitas atau prosedur yang cukup baik untuk menjamin kualitas air mereka. Jadi, meskipun air telah disaring, tetap ada risiko kontaminasi jika peralatan dan lingkungan di depot tidak terjaga kebersihannya.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mual Saat Minum Air Putih
Bahaya Mengonsumsi Air Minum Isi Ulang
Meskipun air isi ulang lebih praktis dan ekonomis, namun ada banyak risiko kesehatan yang menyertainya. Berikut adalah beberapa risiko bahaya konsumsi air isi ulang yang tidak memenuhi standar kebersihan dan kualitas:
1. Potensi Keracunan
Depot air minum sering kali menggunakan air dari sumber yang tidak jelas sehingga kualitasnya pun tidak terjamin. Tanpa adanya jaminan bahwa air telah melalui proses pemurnian yang memadai, ada kemungkinan air tersebut masih mengandung virus, bakteri, atau zat kontaminasi berbahaya lainnya yang dapat menyebabkan keracunan.
Baca juga: Apakah Air Es Bikin Gemuk? Ketahui Jawabannya di Sini
2. Risiko Infeksi Saluran Cerna
Risiko infeksi saluran cerna adalah salah satu bahaya air isi ulang yang paling sering terjadi. Ketika peralatan yang digunakan di depot untuk mengisi air, seperti botol atau galon tidak dibersihkan secara menyeluruh, risiko kontaminasi bakteri Escherichia coli akan meningkat. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi saluran cerna yang ditandai dengan gejala mual, muntah, atau diare berdarah.
3. Penyakit Berbahaya Lainnya
Air minum yang di depot isi ulang sering kali terpapar sinar matahari dan disimpan di kondisi lingkungan yang tidak ideal. Jika air tersebut sudah tercemar, pertumbuhan bakteri dan mikroba akan menjadi lebih mudah. Nah, apabila air yang telah tercemar tersebut dikonsumsi, penyakit berbahaya, seperti tifus, disentri, hepatitis, dan penyakit infeksi lainnya pun bisa muncul.
Demikian penjelasan mengenai air isi ulang, mencakup definisi, kelayakan konsumsi, dan sejumlah bahaya yang dapat ditimbulkannya. Jadi, meski air isi ulang memang lebih ekonomis dan praktis, penting untuk Anda catat bahwa tidak semua depot air minum isi ulang memenuhi standar kebersihan dan kualitas yang ada.
Oleh karena itu, agar Anda dan keluarga mengonsumsi air yang aman dan berkualitas, jangan ragu untuk beralih ke air minum dalam kemasan dari merek tepercaya yang airnya bersumber dari pegunungan. Selain menawarkan rasa dan kesegaran yang lebih baik, air minum kemasan dari merek tepercaya juga memiliki standar kualitas tinggi dan telah diuji oleh pihak ketiga terkait kelayakannya.
Nah, selain memilih air minum berkualitas, jangan lupa minum setidaknya 2 liter air per hari agar tubuh Anda tetap terhidrasi dengan baik. Dengan demikian, Anda bisa menjaga asupan cairan dan mendapat manfaat maksimal dari konsumsi air putih!
Baca juga: Perbedaan Air Mineral dan RO, Mana yang Lebih Sehat?