Anak yang aktif membutuhkan asupan cairan cukup setiap hari agar tubuh tetap bugar. Dehidrasi bisa mengganggu kesehatan sekaligus menurunkan semangat bermain dan belajar. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengenali tanda awal yang mungkin muncul.
Memahami ciri-ciri anak dehidrasi dengan baik dapat membantu Anda mencegah kondisi ini bertambah parah. Anda juga dapat memberikan penanganan yang tepat sebelum dehidrasi menimbulkan dampak serius. Mari simak lebih lanjut penjelasan lengkapnya pada artikel ini.
Ciri-Ciri Anak Dehidrasi
Anak yang kekurangan cairan tubuh dapat menunjukkan berbagai tanda yang sering kali tidak disadari orang tua. Untuk membantu Anda lebih waspada, berikut ciri-ciri anak dehidrasi yang umum terjadi, antara lain:
1. Bibir Pecah-Pecah
Bibir yang kering dan pecah-pecah merupakan tanda awal anak kekurangan cairan. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak cukup terhidrasi sehingga kelembapan kulit menurun. Jika tidak segera ditangani, pecah-pecah pada bibir bisa semakin parah dan menimbulkan rasa sakit.
2. Mulut Kering dan Mengeluarkan Bau
Mulut kering terjadi akibat berkurangnya produksi air liur. Kurangnya cairan juga memicu bau mulut karena bakteri lebih mudah berkembang biak. Terkadang, kondisi ini juga sering membuat anak merasa tidak nyaman saat berbicara atau menelan makanan.
3. Tampak Sangat Kehausan
Tidak hanya itu, rasa haus berlebihan juga bisa menjadi sinyal alami tubuh yang menunjukkan bahwa anak kekurangan cairan tubuh. Anak biasanya akan lebih sering minta minum saat dehidrasi. Jika rasa haus ini diabaikan, risiko dehidrasi bisa jadi semakin meningkat.
4. Sering Mengantuk dan Merasa Lemas
Saat dehidrasi, anak juga bisa merasa sering mengantuk. Hal ini karena kurangnya cairan pada tubuh mengganggu sirkulasi darah dan penyaluran oksigen ke otak.
Akibatnya, anak sering tampak mengantuk meskipun sudah tidur dengan durasi yang cukup. Si kecil juga akan merasa lemas sehingga tidak bersemangat saat menjalani aktivitas.
Baca juga: Apa Ciri-Ciri Kulit Dehidrasi? Ini Cara Mengatasinya
5. Sering Mual dan Sakit Kepala
Dehidrasi pada anak juga dapat menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit. Hal ini karena tubuh kehilangan natrium, kalium, dan mineral penting lainnya bersama cairan.
Kekurangan elektrolit ini mengganggu fungsi saraf dan otot, termasuk sistem pencernaan serta aliran darah ke otak. Akibatnya, anak mudah merasa mual, pusing, dan sering mengeluhkan sakit kepala yang sering kali disalahartikan sebagai tanda kelelahan biasa.
6. Frekuensi Buang Air Berkurang
Tubuh anak yang kekurangan cairan tubuh akan berusaha mempertahankan volume cairan dengan mengurangi produksi urine. Hal ini akan membuat anak jadi jarang buang air kecil atau bisa juga terkadang jeda waktunya lebih panjang dari biasanya.
Tanda ini perlu segera diperhatikan karena menunjukkan tubuh sedang mengalami kekurangan cairan serius.
7. Urinnya Berwarna Kuning Pekat
Warna urine dapat menjadi sinyal mudah untuk menilai tingkat hidrasi anak. Urine yang berwarna kuning pekat atau lebih gelap menunjukkan tubuh sedang kekurangan cairan. Sebaliknya, jika anak terhidrasi dengan baik, warna urine cenderung lebih muda dan jernih.
8. Frekuensi Denyut Nadi Meningkat
Ketika cairan tubuh berkurang, jantung harus bekerja lebih keras untuk menjaga aliran darah tetap lancar. Hal ini dapat memicu peningkatan denyut nadi lebih cepat dari biasanya.
Jika dibiarkan, anak akan merasa cepat lelah, tubuh lemas, dan berisiko mengalami gangguan sirkulasi yang lebih serius.
9. Suhu Tubuh Meningkat
Dehidrasi yang memengaruhi sistem pengaturan suhu tubuh terjadi karena berkurangnya volume cairan dan elektrolit yang berperan dalam proses pendinginan alami tubuh.
Saat cairan tubuh tidak mencukupi, keringat yang seharusnya membantu menurunkan suhu tidak terbentuk secara optimal. Akibatnya panas tubuh menumpuk sehingga anak terlihat lebih hangat atau bahkan demam ringan.
10. Kulit Anak Kering dan Tubuhnya Dingin
Tidak hanya bibir, kulit tubuh anak yang kekurangan cairan juga akan tampak kering, kusam, dan kurang elastis. Kondisi ini menandakan dehidrasi yang cukup serius dan perlu segera ditangani.
Baca juga: Apa Itu Panas Dalam? Ketahui Penyebab dan Cara Atasinya
Cara Mengatasi Dehidrasi pada Anak
Mengatasi dehidrasi pada anak perlu dilakukan segera agar tubuh kembali seimbang dan gejala tidak bertambah parah. Langkah-langkah berikut dapat membantu Anda menangani dehidrasi pada anak dengan efektif:
1. Penuhi Kebutuhan Cairannya Secara Bertahap
Berikan air putih secara rutin dan sedikit demi sedikit, jika anak mengalami muntah atau diare. Apabila anak mengalami dehidrasi sedang, Anda bisa memberikan larutan rehidrasi oral (oralit) untuk membantu menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang.
2. Hindari Memberikan Minuman Berkafein
Minuman seperti teh, kopi, atau soda dapat mempercepat kehilangan cairan tubuh karena bersifat diuretik. Minuman manis juga sebaiknya dibatasi karena bisa mengganggu penyerapan cairan.
Sebaiknya, pilih air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan anak karena lebih efektif menggantikan cairan yang hilang.
3. Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi
Berikan makanan yang kaya air, seperti buah melon, jeruk, semangka, atau stroberi. Anda juga bisa menyajikan sup atau bubur hangat untuk menambah cairan sekaligus memberi energi yang dibutuhkan anak. Hindari makanan terlalu asin atau pedas karena bisa memperburuk dehidrasi.
4. Istirahat yang Cukup
Istirahat membantu tubuh memulihkan energi dan memperbaiki fungsi organ yang terganggu akibat dehidrasi. Hindari aktivitas berat sampai anak merasa kembali bugar dan gejala dehidrasi hilang.
5. Konsultasi dengan Dokter
Jika gejala dehidrasi tidak membaik atau muncul tanda berat seperti denyut nadi cepat, kulit sangat kering, muntah hebat, atau penurunan kesadaran, segera bawa anak ke tenaga medis. Dokter dapat memberikan penanganan medis yang lebih sesuai.
Demikianlah beberapa ciri-ciri anak dehidrasi yang penting untuk dikenali agar kondisi ini tidak bertambah parah. Dengan memahami tanda-tanda tersebut, Anda dapat segera mengambil langkah pencegahan dan memberikan cairan yang cukup sehingga anak tetap sehat dan aktif.
Saat memantau kesehatan anak, pastikan mereka minum cukup air setiap hari, idealnya sekitar dua liter untuk menghidrasi tubuh secara optimal.
Pilihlah air mineral alami dari pegunungan, bukan yang merupakan mineral tambahan yang didapat selama proses produksi. Dengan perhatian sederhana ini, Anda bisa menjaga kesehatan anak sekaligus memastikan mereka tetap ceria dan bersemangat.
Baca juga: 6 Manfaat Air Rendaman Kurma, Booster Alami untuk Tubuh








