Mengetahui cara menanam kangkung hidroponik dengan botol bekas bisa menjadi solusi tepat bagi Anda yang ingin berkebun di rumah tanpa perlu lahan luas.
Dengan cara menanam sistem hidroponik sederhana, seperti metode wick, Anda dapat menanam sayuran sendiri menggunakan barang bekas yang ramah lingkungan.
Kangkung juga termasuk sayuran yang mudah tumbuh dan cepat dipanen sehingga cocok untuk pemula. Yuk, simak langkah-langkah lengkapnya di bawah ini!
Cara Menanam Kangkung Hidroponik dengan Botol Bekas
Menanam kangkung secara hidroponik tidak harus menggunakan alat yang mahal. Dengan pemanfaatan botol bekas dan bahan-bahan sederhana, Anda sudah bisa mulai menanam sayuran sendiri di rumah. Berikut langkah-langkah mudah yang bisa Anda ikuti.
1. Siapkan Perlengkapan Menanam
Siapkan perlengkapan untuk menanam kangkung hidroponik, seperti benih kangkung, media tanam rockwool, nampan atau loyang, semprotan air, dan larutan nutrisi AB Mix.
Kemudian, gunakan dua bagian botol bekas dengan posisi bagian bawah sebagai wadah utama dan bagian atas (dengan tutup) sebagai penutup. Lalu, lubangi botol dekat tutup menggunakan paku sebagai saluran udara.
2. Siapkan Media Tanam
Siapkan media tanam yang sudah diayak, terdiri dari tanah subur, sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1, lalu masukkan ke dalam botol dan siram.
Setelah penyemaian dan pembuatan larutan nutrisi selesai, lanjutkan dengan pindah tanam menggunakan alat, seperti wadah penampung air hidroponik, netpot, tali sumbu, TDS meter, dan bibit kangkung.
Baca juga: Cara Membuat Mobil dari Botol Bekas, Unik & Mudah Diikuti!
3. Taburkan Bibit
Setelah media tanam disiram, taburkan 5–8 benih kangkung di setiap wadah, tutup kembali dengan tanah, lalu siram lagi. Untuk menjaga kelembapan, isi bagian bawah botol dengan air agar tanaman tetap mendapat pasokan air melalui lubang yang telah dibuat.
Untuk penyemaian, rendam benih selama 6–12 jam dan pilih benih yang tenggelam. Potong rockwool ukuran 2,5×2,5 cm, lalu letakkan di dalam nampan. Buat lubang kecil di permukaan rockwool dengan lidi, semprot hingga basah, dan masukkan 5–7 benih ke dalamnya.
Lalu, semprot kembali dan tutup nampan dengan plastik. Lantas, diamkan selama 24 jam hingga benih mulai berkecambah. Setelah itu, buka plastik dan letakkan di bawah sinar matahari. Semprot air jika rockwool mulai mengering.
4. Siapkan Larutan Nutrisi
Selanjutnya, Anda perlu menyiapkan larutan nutrisi hidroponik dengan takaran yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan kangkung. Mulailah dengan menuang 3 liter air ke dalam baskom, lalu tambahkan masing-masing 10 ml larutan cair A dan B.
Aduk hingga warna air merata, lalu ukur tingkat kepekatannya menggunakan TDS meter. Untuk tahap awal setelah pindah tanam, kepekatan yang dianjurkan adalah 500 ppm, minggu berikutnya 800 ppm, dan selanjutnya 1000–1400 ppm.
Jika larutan terlalu pekat, tambahkan air, lalu jika kurang pekat, tambahkan larutan AB Mix. Kepekatan larutan juga dipengaruhi oleh suhu dan pH air.
5. Pindahkan Bibit
Bibit kangkung bisa dipindahkan setelah berumur 7–14 hari atau telah memiliki minimal 4 helai daun. Siapkan bak berisi larutan nutrisi AB Mix yang sudah diukur kepekatannya, dan isi air hingga menyisakan 5–7 cm dari permukaan.
Tutup bak dengan penutup berlubang seukuran netpot yang terbuat dari botol bekas, lalu selipkan tali sumbu di bagian bawah netpot agar bisa menyerap nutrisi ke akar tanaman. Masukkan rockwool berisi bibit kangkung ke dalam netpot, kemudian letakkan netpot ke dalam lubang penutup bak. Proses pindah tanam pun selesai.
Baca juga: Cara Mudah Membuat Tempat Sampah dari Botol Bekas
6. Tahap Perawatan
Setelah dipindah tanam, letakkan tanaman di tempat yang mendapat cukup sinar matahari, minimal 4–5 jam per hari.
Gantilah air nutrisi jika sudah terlihat kotor atau berlumut. Untuk mencegah lumut, bagian luar botol bisa dicat atau dibungkus plastik gelap agar sinar matahari tidak masuk langsung ke dalam larutan.
Lalu, periksa secara rutin pH dan kepekatan air, serta jaga kelembapan media tanam agar nutrisi tetap terserap dengan baik. Penggunaan pupuk bisa disesuaikan, baik organik maupun nonorganik.
Lebih lanjut, hindari meletakkan tanaman hidroponik di dekat tanaman media tanah karena dapat menularkan hama. Jika muncul hama, seperti kutu putih, bersihkan secara manual.
Kangkung siap dipanen setelah 25–35 hari dengan cara mencabut rockwool dari netpot.
Akar tanaman biasanya berwarna putih dan bersih. Keberhasilan menanam kangkung hidroponik bergantung pada konsistensi perawatan selama proses tumbuh.
Tips Agar Hasil Menanam Kangkung di Rumah Maksimal
Berikut tips yang bisa Anda terapkan agar hasil panen kangkung hidroponik lebih maksimal dan tanaman tetap sehat:
- Pilih benih berkualitas: Gunakanlah benih dari merek terpercaya untuk memastikan pertumbuhan yang baik.
- Atur jarak saat menebar benih: Hindari menebar benih terlalu rapat agar tiap tanaman memiliki ruang tumbuh yang cukup.
- Siram secara rutin: Lakukan penyiraman secara konsisten, terutama saat musim kemarau, agar tanaman tidak layu.
- Tambahkan pupuk organik cair: Beri pupuk organik cair seminggu sekali untuk mempercepat pertumbuhan.
- Cegah genangan air: Pastikan tidak ada genangan air karena dapat menyebabkan akar kangkung mudah membusuk.
- Bersihkan hama secara manual: Jika muncul ulat atau kutu, bersihkan secara manual agar tidak merusak daun.
Itulah cara menanam kangkung hidroponik dengan botol bekas yang bisa Anda coba di rumah. Kegiatan menanam tentu membutuhkan energi lebih, apalagi jika dilakukan di siang hari. Untuk itu, pastikan Anda selalu memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tetap bugar dan tidak mudah lelah.
Minumlah air putih sekitar 2 liter per hari, namun tetap dalam batas wajar. Pilih air minum yang berasal dari sumber pegunungan alami, bukan yang mengandung mineral tambahan dari proses produksi.
Dengan begitu, tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan kualitas air yang Anda konsumsi pun terjaga kebersihannya.
Baca juga: Cara Membuat Lampu dari Botol Bekas Air Mineral, Super Unik!