Mengenal Selenium, Manfaat, Sumber, dan Kebutuhan Hariannya

Tahukah Anda bahwa tubuh manusia membutuhkan mineral dalam jumlah kecil namun berperan sangat besar dalam menjaga kesehatan? Selenium (Se) adalah salah satu mineral penting tersebut.

Selenium sendiri merupakan mineral esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sangat kecil.

Meski terdengar asing dibandingkan mineral lain, seperti kalsium dan zat besi, selenium memiliki manfaat luar biasa untuk sistem imun tubuh dan mampu menjaga kesehatan jantung.

Selenium sendiri bisa ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman, salah satunya adalah air mineral.

Lewat artikel kali ini, Anda akan mengenal lebih jauh tentang apa itu selenium, dari mana sumbernya, serta bagaimana perannya dalam tubuh manusia. Jadi, yuk, disimak!

Apa Itu Selenium?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, selenium adalah mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil.

Meskipun jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh tidak begitu besar, peran selenium dalam menjaga fungsi tubuh sangat krusial. Sebab, mineral ini bisa membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif pada sel-sel tubuh yang disebabkan oleh radikal bebas.

Manfaat Selenium bagi Tubuh

Mineral selenium memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh, mulai dari menjaga sistem kekebalan tubuh, mendukung fungsi tiroid, hingga membantu meminimalkan risiko beberapa jenis penyakit kronis.

Lebih jelasnya, berikut adalah sederet manfaat selenium bagi tubuh:

1. Melindungi Tubuh dari Radikal Bebas

Radikal bebas merupakan produk sampingan dari proses metabolisme tubuh yang terbentuk setiap hari. Namun, jika jumlahnya melebihi batas normal, radikal bebas bisa merusak sel-sel sehat dalam tubuh.

Dalam hal ini, salah satu peran utama selenium adalah sebagai komponen dari enzim antioksidan yang membantu menetralisasi radikal bebas.

Radikal bebas yang tertimbun dalam tubuh dapat menimbulkan risiko jangka panjang, yaitu mempercepat proses penuaan dan dapat merusak sel.

Dengan kata lain, selenium berperan menjaga integritas sel dan melindungi tubuh dari stres oksidatif yang bisa menyebabkan berbagai penyakit degeneratif.

Baca juga: Manfaat Minum Air Putih untuk Penyakit Jantung

2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Selenium juga dapat membantu mengatur respons kekebalan tubuh atau imun terhadap zat berbahaya yang dapat menyerang tubuh. 

Kadar selenium yang telah tercukupi oleh tubuh terbukti mampu meningkatkan produksi sel imun dan mempercepat penyembuhan saat tubuh melawan infeksi. Sebaliknya, kekurangan selenium bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit.

3. Menjaga Kesehatan Tiroid

Kandungan selenium terbanyak dalam tubuh berada dalam kelenjar tiroid. Bahkan, fungsi optimal kelenjar tiroid sangat bergantung pada banyaknya selenium yang terkandung.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang mengatur banyak fungsi penting dalam tubuh, seperti metabolisme, pengatur suhu tubuh, dan pertumbuhan.

Selenium terlibat dalam produksi dan metabolisme hormon tersebut. Adapun kekurangan selenium dapat memicu gangguan tiroid, seperti hipotiroidisme.

4. Menurunkan Risiko Penyakit Kronis

Penelitian dalam International Journal of Scientific Reports (2016) menunjukkan bahwa selenium dapat membantu mengurangi penyakit kronis, seperti penyakit jantung, kanker prostat, kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker paru-paru.

Peran selenium dalam mengontrol peradangan dan menangkal stres oksidatif juga menjadi salah satu faktor pencegahan terhadap kerusakan sel yang berisiko menjadi penyakit serius.

Maka dari itu, mengonsumsi makanan yang mengandung selenium sangat diperlukan untuk mendukung kesehatan jangka panjang.

5. Menjaga Kesehatan Mental

Selain dapat mengurangi risiko penyakit kronis, penelitian dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience (2014) juga menemukan adanya hubungan antara kadar selenium yang rendah pada tubuh dan penyakit Alzheimer.

Alzheimer merupakan gangguan yang dapat memicu penurunan daya ingat, serta memengaruhi kemampuan berpikir dan perilaku secara keseluruhan.

Menurut penelitian tersebut, kadar selenium dalam darah penderita Alzheimer cenderung lebih rendah dibandingkan orang sehat.

Maka dari itu, penderita Alzheimer bisa mengonsumsi makanan dan suplemen yang mengandung selenium untuk membantu meningkatkan daya ingat mereka.

Baca juga: Kandungan Air Mineral Beserta Manfaatnya untuk Tubuh

Sumber Alami Selenium

Manfaat yang telah disebutkan di atas tentunya bisa didapatkan dengan mengonsumsi bahan makanan yang mengandung selenium. Untungnya, selenium dapat diperoleh dari berbagai jenis makanan sehari-hari, seperti:

  • Kacang Brasil.
  • Ikan laut, seperti tuna, salmon, dan sarden.
  • Daging sapi, ayam, dan hati sapi.
  • Telur.
  • Produk susu.
  • Biji-bijian.
  • Kacang-kacangan.
  • Air mineral

Kebutuhan Harian Selenium dan Batas Aman

Badan kesehatan dunia, seperti World Health Organization (WHO) dan National Institutes of Health (NIH) menyarankan asupan selenium harian agar sesuai dengan kelompok usianya. Berikut adalah rekomendasinya:

  • Anak usia 1–8 tahun: 18–22 mikrogram (mcg)/hari.
  • Anak usia 9–18 tahun: 22–36 mcg/hari.
  • Orang dewasa usia 19–50 tahun ke atas: 24–30 mcg/hsri.
  • Ibu hamil: 30 mcg/hari.
  • Ibu menyusui: 40 mcg/hari.

Pada intinya, konsumsi selenium perlu disesuaikan dengan anjuran yang berlaku. Selain itu, perlu dipastikan juga asupannya tidak melebihi batas normal agar bisa mendapatkan manfaat selenium secara optimal, ya.

Selenium mungkin bukan mineral yang dikenal oleh banyak orang, tetapi memang sangat dibutuhkan bagi kesehatan tubuh.

Mulai dari memperkuat sistem imun hingga melindungi sel-sel dari kerusakan, selenium berperan penting dalam menjaga kualitas hidup untuk kesehatan jangka panjang.

Asupannya bisa didapatkan dari berbagai jenis makanan dan minuman. Salah satu sumber selenium yang paling mudah dikonsumsi sehari-hari adalah air mineral.

Maka dari itu, jangan lupa minum air mineral berkualitas setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidrasi harian sekaligus menjaga kadar selenium yang dibutuhkan oleh tubuh, ya!

Baca juga: Air Mineral vs Air Rebusan: Mana yang Lebih Sehat?

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda Juga Suka

Artikel Terkait

Search