Apa itu Dehidrasi? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi

dehidrasi adalah

Anda mungkin pernah bertanya-tanya, sebenarnya apa itu dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan karena organ tubuh tidak berfungsi normal.

Penting untuk diketahui bahwa air yang dikonsumsi berperan penting untuk menjaga suhu normal tubuh, mengeluarkan racun, membantu sistem pencernaan, dan melumasi sendi. 

Gejala dehidrasi ditandai dengan rasa haus yang sering kali diabaikan sehingga menjadi masalah lebih serius, seperti syok hipovolemik. Lantas, seperti apa tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai? Simak pembahasannya berikut ini.

Apa Itu Dehidrasi?

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan cairan lebih banyak daripada yang diterima sehingga keseimbangan normal air dan mineral dalam tubuh terganggu. Cairan memiliki peran vital dalam tubuh, seperti menjaga suhu tubuh, mendukung pencernaan, dan membantu pengeluaran limbah melalui urine. 

Tanpa asupan cairan yang cukup, tubuh tidak dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan baik sehingga berisiko menimbulkan kondisi lebih serius. Dehidrasi bisa terjadi akibat berbagai faktor, termasuk aktivitas fisik yang intens, cuaca panas, diare, atau muntah. 

Meskipun sering dianggap remeh, dehidrasi bisa menyebabkan komplikasi kesehatan jika tidak segera ditangani, terutama pada anak-anak, orang lanjut usia, dan pasien yang memiliki masalah kesehatan tertentu.

Penyebab Dehidrasi

Dehidrasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Beberapa penyebab dehidrasi adalah sebagai berikut:

  • Kurang asupan cairan: Salah satu penyebab paling umum dehidrasi adalah kurangnya konsumsi air, baik karena lupa, tidak merasa haus, atau sulit mendapatkan air, terutama saat bepergian.
  • Diare atau muntah: Kondisi ini menyebabkan hilangnya cairan secara cepat dari tubuh, sehingga meningkatkan risiko dehidrasi terutama pada anak-anak dan orang dewasa yang rentan.
  • Berkeringat berlebihan: Cairan dalam tubuh cenderung cepat berkurang saat tubuh mengeluarkan keringat berlebihan akibat aktivitas fisik atau suhu lingkungan yang tinggi.
  • Demam tinggi: Ketika demam, suhu tubuh yang meningkat menyebabkan kehilangan cairan melalui keringat.
  • Luka bakar: Kulit yang terkena luka bakar akan kehilangan kemampuannya untuk menahan kadar air dalam tubuh.

Selain penyebab yang disebutkan di atas, kondisi medis seperti diabetes atau penggunaan obat-obatan diuretik juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi karena tubuh kehilangan lebih banyak cairan melalui urine.

Baca juga: Apa Ciri-Ciri Kurang Minum Air Putih? Yuk, Ketahui di Sini!

Gejala Dehidrasi

Gejala dehidrasi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya. Pada tahap awal, dehidrasi mungkin hanya menyebabkan rasa haus dan mulut kering. Namun, jika tidak ditangani, gejalanya bisa menjadi kondisi serius dan mengganggu fungsi tubuh. 

Penting untuk diketahui bahwa bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi berat karena tubuh mereka lebih kecil, sehingga kehilangan cairan dengan lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Berikut adalah beberapa ciri-ciri dehidrasi berdasarkan kelompok usia:

Pada Anak-Anak dan Orang Dewasa

  • Rasa haus yang berlebihan.
  • Mulut dan tenggorokan kering.
  • Urine berwarna lebih gelap.
  • Pusing atau sakit kepala.
  • Kelelahan atau lesu.
  • Penurunan produksi urine.
  • Kulit kering dan elastisitasnya berkurang.

Pada Bayi

  • Popok yang tetap kering selama beberapa jam.
  • Saat menangis tidak keluar air mata atau hanya sedikit.
  • Mulut dan lidah yang kering.
  • Mata terlihat cekung.
  • Lesu atau kurang responsif dan wajah terlihat lebih pucat. 
  • Rewel dan mudah menangis. 

Cara Mengatasi Dehidrasi

Adapun cara mengatasi dehidrasi berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahan, penyebab, dan usia. Namun, mengganti cairan tubuh yang hilang sesegera mungkin adalah prioritas utama dalam proses penanganannya. 

Pada kondisi dehidrasi ringan, dokter biasanya akan memberikan oralit sebagai cairan rehidrasi oral. Cairan ini mengandung gula, garam, dan air untuk menggantikan elektrolit dan cairan yang hilang. 

Sementara bagi pasien dengan dehidrasi berat, dokter akan menyarankan perawatan di rumah sakit untuk mengembalikan cairan tubuh melalui intravena (infus). Cara ini bertujuan untuk mengembalikan elektrolit dan cairan tubuh dengan semakin cepat. Penggunaan infus biasanya juga disarankan jika asupan melalui mulut dan saluran cerna tidak memungkinkan.

Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Air Mineral vs Air Rebusan?

Diagnosis Dehidrasi

Pada pasien dengan ciri-ciri dehidrasi, dokter akan mengevaluasi gejalanya dan melakukan beberapa pemeriksaan medis untuk menilai tingkat keparahan kondisi tersebut. Beberapa tes yang umumnya dilakukan untuk mendiagnosis dehidrasi meliputi:

1. Pemeriksaan Fisik Awal

Pemeriksaan fisik seperti pengecekan tanda-tanda vital dan tes turgor kulit biasanya dilakukan sebagai pengecekan awal oleh dokter untuk menilai tingkat dehidrasi.

2. Pemeriksaan Darah

Tes darah dapat membantu menentukan tingkat elektrolit dalam tubuh, seperti natrium dan kalium, serta memeriksa seberapa baik fungsi ginjal. Ketidakseimbangan elektrolit atau gangguan fungsi ginjal bisa menjadi tanda adanya dehidrasi.

3. Pemeriksaan Urine

Analisis urine bisa menunjukkan apakah pasien mengalami dehidrasi. Urine yang lebih pekat dan berwarna lebih gelap biasanya menunjukkan bahwa tubuh kekurangan cairan. 

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mual Saat Minum Air Putih

Bahaya Dehidrasi Bagi Tubuh

Dehidrasi yang tidak segera diatasi bisa berakibat fatal, terutama jika tubuh kehilangan cairan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Dampaknya bisa bervariasi mulai dari masalah kesehatan ringan hingga kondisi serius. Berikut adalah beberapa bahaya dehidrasi bagi tubuh:

1. Syok Hipovolemik

Kondisi ini terjadi ketika volume darah dalam tubuh turun drastis karena kekurangan cairan sehingga menyebabkan tekanan darah juga menurun. Syok hipovolemik merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera.

2. Kejang

Kehilangan elektrolit, seperti natrium dan kalium dapat menyebabkan impuls listrik dalam tubuh terganggu yang berisiko memicu kejang. Kejang akibat dehidrasi dapat berbahaya karena bisa merusak fungsi otak.

3. Hipertermia

Ketika tubuh kekurangan cairan, kemampuannya untuk mengatur suhu normal akan terganggu. Hal ini bisa menyebabkan peningkatan suhu tubuh secara berlebihan yang dikenal sebagai hipertermia. Kondisi ini berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.

4. Gangguan Saluran Kemih dan Ginjal

Dehidrasi kronis bisa menyebabkan terbentuknya batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Dalam kasus dehidrasi parah, ginjal bisa mengalami kerusakan permanen dan gagal berfungsi secara optimal.

Baca juga: Manfaat Minum Air Hangat Sebelum Tidur yang Jarang Diketahui

Cara Mencegah Dehidrasi

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah dehidrasi adalah senantiasa memenuhi kebutuhan asupan cairan tubuh. Berikut adalah beberapa kebiasaan baik untuk mencegah dehidrasi:

  • Minum air putih secara rutin, terutama saat beraktivitas fisik atau berada di tempat yang panas.
  • Mengonsumsi makanan dengan kandungan air tinggi, seperti pada buah-buahan dan sayuran.
  • Membatasi konsumsi kafein dan alkohol yang dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil dan memperburuk dehidrasi.
  • Memenuhi asupan cairan pada orang sakit, terutama yang mengalami diare, demam, dan muntah.
  • Memastikan cukup minum saat berolahraga terutama di kondisi cuaca terik.

Itulah penjelasan lengkap terkait dehidrasi beserta penyebab, gejala, dan cara mengatasinya yang tidak boleh disepelekan. Meskipun gejala awalnya terlihat seperti rasa haus biasa, penanganan yang terlambat pada pasien dehidrasi tentu akan berakibat fatal. 

Oleh karena itu, pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan cairan tubuh harian sebanyak kurang lebih 2 liter atau setara 8 gelas. Dengan begitu, gejala dehidrasi juga dapat dicegah.

Tidak hanya itu, mengonsumsi air putih juga harus memastikan kebersihan dan kualitas, seperti kandungan mineralnya. Pastikan bahwa Anda mengonsumsi air minum dengan kandungan mineral murni dari pegunungan bukan yang diperoleh selama proses produksi. 

Baca juga: Ini Rumus Minum Air Putih sesuai Berat Badan, Wajib Tahu!

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda Juga Suka

Artikel Terkait

Search