Dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari diare, muntah, demam tinggi, dan kurang minum air putih. Perlu diketahui, anak-anak juga dapat mengalami kondisi ini. Oleh karenanya, bahaya dehidrasi pada anak perlu diwaspadai.
Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak-anak selalu terhidrasi dengan baik. Yuk, simak bahaya dehidrasi pada anak dan penyebabnya di bawah ini.
Bahaya Dehidrasi pada Anak
Anak-anak sangat aktif dan sering lupa minum saat beraktivitas. Padahal, kekurangan cairan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Lantas, apa saja bahaya dehidrasi pada anak? Mari, simak penjelasannya di bawah ini.
1. Masalah Otak
Bahaya dehidrasi pada anak akibat kekurangan cairan yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Dampak pada otak tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga dapat menimbulkan masalah jangka panjang, seperti kesulitan berkonsentrasi, memahami materi, atau mengingat informasi.
Otak adalah organ yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan internal tubuh, termasuk kadar cairan. Otak membutuhkan pasokan darah untuk mendapatkan oksigen dan nutrisi. Ketika tubuh mengalami dehidrasi, volume darah berkurang dan tekanan darah menurun. Akibatnya, aliran darah ke otak menjadi terhambat.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa kerusakan otak permanen biasanya terjadi hanya pada kasus dehidrasi berat yang berkepanjangan atau yang tidak segera ditangani. Pada dehidrasi ringan hingga sedang, efek pada otak lebih sering berupa gangguan kognitif sementara, seperti kesulitan konsentrasi atau memori yang buruk.
2. Syok Hipovolemik
Salah satu bahaya dehidrasi pada anak adalah syok hipovolemik. Kondisi ini terjadi ketika darah tidak mengalir dengan cukup ke organ-organ vital, seperti jantung dan otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ-organ vital tersebut.
Syok hipovolemik ditandai dengan penurunan tekanan darah, detak jantung terasa lemah, bahkan anak dapat kehilangan kesadaran. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala tersebut.
3. Kejang
Ketika tubuh kekurangan cairan, keseimbangan elektrolit, seperti natrium dan kalium terganggu. Gangguan keseimbangan elektrolit inilah yang dapat memicu aktivitas listrik tidak normal pada otak, sehingga menyebabkan kejang.
4. Hipertermia
Hipertermia merupakan komplikasi serius yang dapat timbul akibat dehidrasi pada anak. Kurangnya cairan yang parah membuat tubuh kesulitan mengatur suhu tubuh sehingga suhu tubuh anak dapat meningkat drastis. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan organ dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani.
Baca juga: Bolehkah Bayi Minum Air Putih? Simak Faktanya di Sini
Penyebab Dehidrasi pada Anak
Saat anak mengalami dehidrasi, mereka akan terlihat lebih lemah, lesu, dan tidak berenergi. Tapi, apa saja faktor yang dapat menjadi penyebab dehidrasi pada anak? Yuk, cari tahu penyebab dehidrasi pada anak di bawah ini.
1. Kurang Cairan
Kurangnya cairan akibat penurunan nafsu makan dan minum saat sakit adalah salah satu penyebab dehidrasi pada anak.
Ketika sakit, anak sering kali merasa tidak enak badan, mual, atau kehilangan selera makan. Akibatnya, anak menjadi kurang berminat untuk minum. Padahal, minum air penting untuk membantu tubuh melawan penyakit dan meminimalkan bahaya dehidrasi pada anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak tetap terhidrasi terutama saat sakit.
2. Cuaca Panas
Dehidrasi adalah ancaman serius saat cuaca panas. Ketika cuaca panas, tubuh anak secara alami akan berusaha mendinginkan dengan berkeringat. Namun, jika keringat yang keluar terlalu banyak dan tidak diganti dengan asupan cairan yang cukup, maka organ vital akan kehilangan kemampuan normalnya.
Jika tidak segera diganti dengan cairan yang cukup, maka hal ini bisa menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu, penting untuk selalu menyediakan air minum yang cukup bagi anak, terutama saat cuaca sedang panas.
Perlu diketahui, anak lebih rentan dehidrasi dibandingkan orang dewasa karena mereka memiliki persentase air tubuh lebih tinggi dan mekanisme pengaturan suhu yang belum sempurna.
3. Muntah Berulang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dehidrasi adalah kondisi di mana tubuh kehilangan cairan dalam jumlah banyak. Salah satu penyebab dehidrasi pada anak adalah muntah berulang. Muntah terus menerus dapat membuat tubuh anak kekurangan cairan sehingga meningkatkan risiko dehidrasi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan volume darah yang dapat mengganggu fungsi organ vital, seperti ginjal dan jantung.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Mual Saat Minum Air Putih
4. Diare
Diare juga merupakan penyebab dehidrasi pada anak. Diare membuat anak-anak sering buang air besar dan kehilangan banyak cairan. Apabila anak terus menerus buang air besar, muntah, dan menolak untuk minum, maka tubuhnya akan kehilangan banyak cairan dan elektrolit.
Elektrolit ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mengatur fungsi otot dan saraf, serta menjaga tekanan darah. Ketika tubuh kekurangan cairan dan elektrolit, berbagai fungsi tubuh akan terganggu. Bahaya dehidrasi pada anak yang bisa terjadi akibat diare adalah anak akan merasa letih, mengalami kejang, hingga syok.
Itulah penjelasan bahaya dan penyebab dehidrasi pada anak. Air adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh. Namun, banyak anak yang kurang mendapatkan asupan cairan yang cukup. Cegah dehidrasi pada anak Anda dengan memberikan asupan cairan yang cukup sesuai kebutuhan anak dan pilih air minum yang berkualitas.
Pilihlah air minum yang mengandung air mineral murni dari pegunungan, bukan yang mengandung tambahan mineral hasil proses produksi. Selain itu, perhatikan kebersihan dan kualitas air minum yang diberikan.
Baca juga: Kenali Penyebab Susah Minum Air Putih dan Cara Mengatasinya
