Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, khususnya untuk kebutuhan minum sehari-hari. Namun, berapa lama air galon bisa diminum?
Pertanyaan tersebut terbilang wajar diutarakan untuk memastikan keamanan dan kualitas air yang dikonsumsi dan mencegah masalah kesehatan. Pada dasarnya, kualitas air galon bisa dicek dengan memperhatikan sejumlah tanda-tanda.
Untuk meyakinkan Anda terkait kualitas air galon yang dikonsumsi, artikel ini akan membahas tentang umur simpan air galon dan sejumlah indikator pada air galon tidak layak konsumsi. Simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Berapa Lama Air Galon Bisa Diminum?
Memahami umur simpan air kemasan galon sangat penting untuk memastikan keamanan dan kualitas air yang dikonsumsi. Adapun kualitas air juga dipengaruhi oleh sumber air tersebut yang akan memengaruhi masa simpannya.
Misalnya, air galon isi ulang dianjurkan dikonsumsi dalam waktu 3-5 hari saja untuk memastikan kualitas dan kesegarannya. Lebih dari durasi tersebut, kualitas air cenderung berkurang sehingga bisa saja menimbulkan masalah kesehatan saat dikonsumsi.
Pada umumnya, air yang diambil dari sumber tidak berkualitas juga akan memengaruhi kualitas air dalam kemasan galon tersebut. Jadi, pastikan hanya memilih air galon yang sumbernya diambil dan diolah langsung dari pegunungan untuk menjaga kemurnian mineral serta bebas dari kontaminasi berbahaya.
Selain itu, umur simpan air galon juga bisa dipastikan dengan memperhatikan kemasan galon itu sendiri. Pastikan galon masih tersegel, diletakkan di tempat yang bebas dari paparan sinar matahari, dan galon terbuat dari bahan yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Tanda Air Galon Tidak Layak Konsumsi
Terlepas dari umur simpan air kemasan galon, sejumlah tanda perlu diperhatikan untuk memastikan kualitas air masih layak konsumsi. Berikut beberapa tanda air galon tidak layak konsumsi yang perlu Anda waspadai:
1. Muncul Bau Tidak Sedap
Salah satu tanda pertama air galon tidak layak dikonsumsi adalah munculnya bau tidak sedap. Air minum yang baik seharusnya tidak memiliki bau, seperti bau tengik, amis, atau bau kimiawi. Adanya bau bisa menjadi indikasi bahwa air telah terkontaminasi bakteri atau senyawa kimia.
Bau ini biasanya muncul karena galon telah terpapar lingkungan yang kotor atau disimpan di tempat tidak ideal, seperti terkena sinar matahari langsung yang memicu pertumbuhan mikroorganisme.
2. Air Galon Berubah Warna
Selain bau, perubahan warna air adalah tanda yang jelas bahwa air galon tersebut sudah tidak layak dikonsumsi. Air minum berkualitas seharusnya bening dan tidak berwarna. Jika air mulai keruh atau terlihat kehijauan berarti menandakan adanya pertumbuhan alga atau bakteri.
Perubahan warna ini biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari atau penyimpanan di tempat lembap yang menyebabkan adanya pertumbuhan mikroorganisme berbahaya di dalam air.
Baca juga: Kandungan Air dalam Tubuh Manusia dan Jumlah Kebutuhannya
3. Rasa Air Berubah
Air yang berkualitas tidak memiliki rasa yang mencolok. Jika Anda merasakan perubahan pada rasa air, seperti rasa pahit, asam, atau terasa seperti logam berarti menandakan bahwa air tersebut tidak aman untuk diminum.
Perubahan rasa bisa disebabkan oleh kontaminasi dari udara sekitar, kebocoran zat kimia dari galon, atau bahkan bahan kimia dari dispenser yang tidak dibersihkan dengan baik. Jika Anda merasakan perubahan ini, sebaiknya segera hentikan konsumsi dan ganti air galon tersebut.
4. Sudah Kedaluwarsa
Setiap produk kemasan, termasuk air galon, memiliki tanggal kedaluwarsa. Meski air sendiri tidak memiliki tanggal kedaluwarsa secara alami, kemasan galon plastik bisa terdegradasi seiring waktu, terutama jika terpapar suhu ekstrem.
Plastik galon yang mulai rusak dapat melepaskan zat kimia ke dalam air sehingga mengubah rasa dan kualitas air. Oleh karena itu, selalu periksa label tanggal kedaluwarsa pada galon dan jangan mengonsumsi air dari galon yang sudah melewati batas tersebut.
5. Volume Air Berkurang
Volume air dalam galon yang tiba-tiba berkurang bisa menjadi indikasi adanya kebocoran atau galon tidak tertutup rapat. Kebocoran tersebut memungkinkan masuknya udara, debu, atau bahkan serangga kecil ke dalam air yang berdampak pada penurunan kualitas air.
Kebocoran juga bisa menyebabkan air cepat terkontaminasi dan membuatnya tidak layak diminum. Sebaiknya segera ganti galon jika Anda melihat tanda-tanda kebocoran atau penurunan volume air tanpa sebab.
Cara Menjaga Kualitas Air Galon
Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kualitas air kemasan galon. Berikut beberapa di antaranya:
1. Hindari Paparan Sinar Matahari Langsung
Sinar matahari dapat memicu pertumbuhan alga dan bakteri dalam air galon yang berpotensi merusak kualitas air. Oleh karena itu, simpan galon di tempat yang jauh dari paparan sinar matahari langsung.
Jika galon terpapar cahaya matahari dalam waktu lama, suhu air dalam galon akan meningkat yang akan mempercepat proses pembusukan mikroorganisme. Sebaiknya, simpan galon di tempat sejuk dan teduh untuk menjaga kualitas air.
2. Letakkan Galon di Tempat Penyimpanan Ideal
Selain menghindari paparan sinar matahari langsung, tempat penyimpanan yang ideal juga penting untuk menjaga kualitas air galon. Galon sebaiknya disimpan di tempat yang bersih, kering, dan jauh dari benda-benda kimia seperti detergen atau produk pembersih rumah tangga lainnya.
Pastikan juga galon tidak diletakkan di atas lantai langsung. Gunakan alas yang bersih untuk mencegah kontaminasi dari bawah. Penyimpanan yang ideal akan membantu mencegah air terkontaminasi dari lingkungan sekitar.
3. Membersihkan Dispenser
Dispenser yang kotor adalah salah satu sumber kontaminasi air galon. Bersihkan dispenser secara rutin untuk menjaga air tetap bersih dan aman. Pastikan untuk membersihkan bagian dalam dan luar dispenser, terutama pada area yang sering bersentuhan dengan air atau galon.
Gunakan pembersih yang aman dan tidak beracun untuk membersihkan bagian dispenser dan lakukan proses ini setidaknya sekali setiap bulan sekali atau sesuai petunjuk pabrik.
4. Mengecek Kondisi Galon Secara Berkala
Cek kondisi fisik galon secara berkala dan perhatikan jika ada retakan, bocoran, atau tanda-tanda kerusakan. Galon yang bocor atau rusak bisa menjadi jalan masuk bagi kotoran dan mikroorganisme yang akan mempercepat proses kontaminasi air.
Jika menemukan kerusakan pada galon, segera ganti dengan yang baru untuk mencegah masalah lebih lanjut. Selain itu, galon yang sudah terlihat usang atau berubah warna juga sebaiknya segera diganti.
Itulah pembahasan dan jawaban dari berapa lama air galon bisa bertahan yang bisa menjadi acuan Anda untuk senantiasa memastikan kualitas air minum. Dengan memperhatikan hal tersebut, Anda bisa mencegah terjadinya masalah kesehatan akibat konsumsi air galon tidak layak minum.
Selain itu, pastikan Anda mencukupi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air putih setidaknya 2 liter per hari atau setara 8 gelas. Dengan begitu, tubuh akan terhindar dari dehidrasi dan fungsi organ berjalan normal.
Baca juga: Apakah Air Putih Bisa Basi? Ini Jawaban Detailnya!