Cara Menanam Kangkung Hidroponik dengan Botol Bekas

Bacaan 5 menit
cara menanam kangkung hidroponik dengan botol bekas

Kangkung merupakan salah satu sayuran hijau yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Selain mudah ditemukan dan diolah, kangkung juga kaya akan nutrisi dan cocok untuk berbagai hidangan rumahan.

Menariknya, Anda bisa menanam kangkung sendiri di rumah, bahkan tanpa lahan luas. Dengan metode hidroponik, tanaman bisa tumbuh subur hanya dengan media air bernutrisi tanpa perlu tanah sama sekali. Metode ini sangat cocok untuk Anda yang tinggal di perkotaan atau memiliki ruang terbatas.

Artikel ini akan membahas cara menanam kangkung hidroponik dengan botol bekas, sebuah teknik sederhana, hemat biaya, dan ramah lingkungan yang bisa Anda praktikkan sendiri di rumah.

Mari simak panduan lengkapnya dan mulai langkah kecil menuju hidup lebih sehat dan berkelanjutan!

Cara Menanam Kangkung Hidroponik dengan Botol Bekas

Menanam kangkung secara hidroponik tidak harus menggunakan alat yang mahal. Dengan pemanfaatan botol bekas dan bahan-bahan sederhana, Anda sudah bisa mulai menanam sayuran sendiri di rumah. Berikut langkah-langkah mudah yang bisa Anda ikuti.

1. Siapkan Perlengkapan Menanam

Siapkan perlengkapan untuk menanam kangkung hidroponik, seperti benih kangkung, media tanam rockwool, nampan atau loyang, semprotan air, dan larutan nutrisi AB Mix. 

Kemudian, gunakan dua bagian botol bekas dengan posisi bagian bawah sebagai wadah utama dan bagian atas (dengan tutup) sebagai penutup. Lalu, lubangi botol dekat tutup menggunakan paku sebagai saluran udara.

2. Siapkan Media Tanam

Siapkan media tanam yang sudah diayak, terdiri dari tanah subur, sekam, dan kompos dengan perbandingan 1:1:1, lalu masukkan ke dalam botol dan siram. 

Setelah penyemaian dan pembuatan larutan nutrisi selesai, lanjutkan dengan pindah tanam menggunakan alat, seperti wadah penampung air hidroponik, netpot, tali sumbu, TDS meter, dan bibit kangkung. 

Baca juga: Cara Membuat Mobil dari Botol Bekas, Mudah dan Menyenangkan

3. Taburkan Bibit

Setelah media tanam disiram, taburkan 5–8 benih kangkung di setiap wadah, tutup kembali dengan tanah, lalu siram lagi. Untuk menjaga kelembapan, isi bagian bawah botol dengan air agar tanaman tetap mendapat pasokan air melalui lubang yang telah dibuat.

Untuk penyemaian, rendam benih selama 6–12 jam dan pilih benih yang tenggelam. Potong rockwool ukuran 2,5×2,5 cm, lalu letakkan di dalam nampan. Buat lubang kecil di permukaan rockwool dengan lidi, semprot hingga basah, dan masukkan 5–7 benih ke dalamnya. 

Lalu, semprot kembali dan tutup nampan dengan plastik. Lantas, diamkan selama 24 jam hingga benih mulai berkecambah. Setelah itu, buka plastik dan letakkan di bawah sinar matahari. Semprot air jika rockwool mulai mengering.

4. Siapkan Larutan Nutrisi

Selanjutnya, Anda perlu menyiapkan larutan nutrisi hidroponik dengan takaran yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan kangkung. Mulailah dengan menuang 3 liter air ke dalam baskom, lalu tambahkan masing-masing 10 ml larutan cair A dan B. 

Aduk hingga warna air merata, lalu ukur tingkat kepekatannya menggunakan TDS meter. Untuk tahap awal setelah pindah tanam, kepekatan yang dianjurkan adalah 500 ppm, minggu berikutnya 800 ppm, dan selanjutnya 1000–1400 ppm. 

Jika larutan terlalu pekat, tambahkan air, lalu jika kurang pekat, tambahkan larutan AB Mix. Kepekatan larutan juga dipengaruhi oleh suhu dan pH air.

5. Pindahkan Bibit

Bibit kangkung bisa dipindahkan setelah berumur 7–14 hari atau telah memiliki minimal 4 helai daun. Siapkan bak berisi larutan nutrisi AB Mix yang sudah diukur kepekatannya, dan isi air hingga menyisakan 5–7 cm dari permukaan. 

Tutup bak dengan penutup berlubang seukuran netpot yang terbuat dari botol bekas, lalu selipkan tali sumbu di bagian bawah netpot agar bisa menyerap nutrisi ke akar tanaman. Masukkan rockwool berisi bibit kangkung ke dalam netpot, kemudian letakkan netpot ke dalam lubang penutup bak. Proses pindah tanam pun selesai.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Tempat Sampah dari Botol Bekas

6. Tahap Perawatan

Setelah dipindah tanam, letakkan tanaman di tempat yang mendapat cukup sinar matahari, minimal 4–5 jam per hari.

Gantilah air nutrisi secara berkala jika sudah terlihat kotor atau berlumut. Untuk mencegah pertumbuhan lumut, bagian luar botol sebaiknya dicat atau dibungkus plastik berwarna gelap agar sinar matahari tidak langsung menembus larutan nutrisi.

Periksa secara rutin pH dan kepekatan air, serta jaga kelembapan media tanam agar nutrisi dapat terserap dengan optimal. Anda juga bisa menambahkan pupuk sesuai kebutuhan, baik yang organik maupun nonorganik.

Hindari meletakkan tanaman hidroponik terlalu dekat dengan tanaman yang ditanam di media tanah, karena dapat menularkan hama. Jika muncul hama seperti kutu putih, bersihkan secara manual dengan hati-hati.

Kangkung umumnya siap dipanen setelah 25–35 hari, cukup dengan mencabut rockwool dari netpot.

Ciri tanaman sehat adalah akar yang tampak putih dan bersih. Keberhasilan menanam kangkung hidroponik sangat bergantung pada konsistensi perawatan selama masa pertumbuhan.

Tips Agar Hasil Menanam Kangkung di Rumah Maksimal

Berikut tips yang bisa Anda terapkan agar hasil panen kangkung hidroponik lebih maksimal dan tanaman tetap sehat:

  • Pilih benih berkualitas: Gunakanlah benih dari merek terpercaya untuk memastikan pertumbuhan yang baik.
  • Atur jarak saat menebar benih: Hindari menebar benih terlalu rapat agar tiap tanaman memiliki ruang tumbuh yang cukup.
  • Siram secara rutin: Lakukan penyiraman secara konsisten, terutama saat musim kemarau, agar tanaman tidak layu.
  • Tambahkan pupuk organik cair: Beri pupuk organik cair seminggu sekali untuk mempercepat pertumbuhan.
  • Cegah genangan air: Pastikan tidak ada genangan air karena dapat menyebabkan akar kangkung mudah membusuk.
  • Bersihkan hama secara manual: Jika muncul ulat atau kutu, bersihkan secara manual agar tidak merusak daun.

Itulah cara menanam kangkung hidroponik dengan botol bekas yang bisa Anda coba di rumah. Kegiatan menanam tentu membutuhkan energi lebih, apalagi jika dilakukan di siang hari. Untuk itu, pastikan Anda selalu memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tetap bugar dan tidak mudah lelah.

Minumlah air putih berkualitas setidaknya 2 liter per hari. Pilih air putih dengan kandungan mineral yang berasal dari sumber pegunungan alami, bukan sekedar mineral yang ditambahkan dalam proses produksi. 

Kunjungi Air Minum Pedia untuk mendapatkan informasi seputar air, hidrasi dan ide kreatif lainnya dalam mendaur ulang sampah botol bekas air mineral.

Baca juga: Cara Membuat Lampu dari Botol Bekas Air Mineral, Super Unik!

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda Juga Suka

Artikel Terkait

Search