Vertikultur: Kelebihan, Kekurangan, hingga Cara Membuatnya

Bacaan 5 menit
vertikultur adalah

Ingin bercocok tanam, tetapi luas lahan terbatas? Jangan khawatir, selain menerapkan sistem menanam hidroponik, kini Anda dapat memanfaatkan teknik vertikultur, lho. Vertikultur adalah metode tanam menggunakan pola vertikal sehingga lebih hemat lahan.

Dalam metode cocok tanam ini, Anda bisa menggunakan barang-barang yang sudah ada dan tidak terpakai sebagai wadah tanamnya, seperti botol atau pipa bekas sehingga lebih hemat. Yuk, kenali lebih jauh konsep vertikultur melalui artikel ini.

Apa Itu Vertikultur?

Apa Itu Vertikultur

Pada dasarnya, istilah vertikultur berasal dari dua kata yang digabungkan, yakni vertical dan culture. Kata ‘vertical’ memiliki arti tegak lurus atau bertingkat dan ‘culture’ bermakna budi daya atau pemeliharaan. Jadi, vertikultur adalah budaya cocok tanam yang diatur secara bertingkat atau vertikal.

Dalam praktiknya, vertikultur hadir sebagai solusi efisien untuk menangani masalah sosial terkait merosotnya jumlah lahan pertanian di tengah naiknya keperluan pangan. Selain itu, teknik ini juga merupakan salah satu upaya penghijauan untuk menghasilkan oksigen.

Teknik vertikultur saat ini semakin diminati dan menjadi tren, terutama bagi mereka yang memiliki hobi berkebun tetapi tidak memiliki lahan cukup luas. Dengan vertikultur, lahan yang sempit bisa tetap dimanfaatkan secara optimal.

Terlebih, pengaplikasian metode vertikultur juga tergolong mudah. Anda bisa menggunakan botol air mineral bekas, pipa bekas, rak gantung, hingga rak susun. 

Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua jenis tanaman cocok dengan sistem vertikultur. Jika ingin menggunakan metode ini, sebaiknya pilihlah jenis tanaman yang mempunyai akar dan umur pendek serta tidak membutuhkan ruang tumbuh luas. 

Beberapa contoh tanaman yang cocok untuk vertikultur adalah sawi, seledri, bawang, cabai, kangkung, terong, tomat, bayam, selada, kemangi, dan tanaman hias.

Kelebihan Vertikultur

Teknik vertikultur memang memiliki banyak kelebihan selain hemat lahan. Adapun beberapa kelebihan vertikultur lainnya adalah sebagai berikut:

  • Ramah lingkungan: Wadah yang digunakan untuk budi daya secara vertikultur menggunakan barang-barang daur ulang. Alhasil, sistemnya lebih eco-friendly dan mengurangi pencemaran lingkungan.
  • Efisiensi lahan: Teknik vertikultur tidak memerlukan lahan pertanian yang besar dan luas. Dengan demikian, Anda bisa memaksimalkan ruang yang ada, misalnya di teras, roof top, atau halaman belakang.
  • Mudah dipindahkan: Teknik vertikultur juga lebih fleksibel, sebab Anda bisa memindahkan ataupun mengubah tata letaknya dengan mudah guna menyesuaikan pencahayaan untuk tanaman.
  • Menciptakan mata pencaharian baru: Kebutuhan pangan di daerah perkotaan sangat bergantung pada pasokan di desa. Di sisi lain, lahan kini semakin terbatas. Nah, Anda bisa memanfaatkan teknik vertikultur ini untuk membuka peluang usaha mikro baru, seperti pertanian organik dari rumah.
  • Mudah dipanen: Beberapa jenis tanaman vertikultur cenderung berukuran kecil dan berakar pendek sehingga mudah untuk memanennya. Apalagi, lahan pertanian juga tidak terlalu luas sehingga tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra.
  • Meminimalkan risiko terkena gulma: Dibandingkan dengan metode tanam horizontal atau konvensional, risiko tanaman terkena gulma pada sistem vertikultur juga cenderung lebih rendah sebab tanaman ditanam dengan pola bertingkat.

Baca juga: Cara Menanam Kangkung Hidroponik dengan Botol Bekas, Simak!

Kekurangan Vertikultur

Meski menawarkan sejumlah kelebihan, teknik vertikultur tetap memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Adapun beberapa kekurangan dari sistem tanam vertikultur, di antaranya:

  • Modal awal cukup besar: Saat ingin bercocok tanam dengan sistem vertikultur, Anda membutuhkan modal awal cukup besar untuk membeli pupuk, media tanam, pot bertingkat, dan sistem irigasi.
  • Terbatas untuk tanaman hortikultura: Contoh tanaman vertikultur terbatas pada jenis yang berakar pendek. Teknik ini kurang cocok untuk tanaman dengan ukuran dan akar yang besar.
  • Perawatan intensif: Tanaman vertikultur cenderung membutuhkan perawatan intensif karena pengeringan media tanamnya berlangsung lebih cepat. Alhasil, tanaman harus dipantau secara berkala dan cermat untuk menjaga nutrisi maupun kelembapan tanaman.
  • Tanaman mudah rusak: Tanaman vertikultur mudah dipindahkan sehingga bisa menjadi lebih rentan rusak. Maka dari itu, diharapkan untuk sangat berhati-hati saat memindahkan tanaman vertikultur.

Cara Membuat Vertikultur dari Botol Bekas

Menerapkan vertikultur botol bekas sebenarnya cukup mudah. Pertama-tama, Anda perlu menyiapkan beberapa botol bekas berukuran 600 ml atau 1,5 liter terlebih dahulu. Kemudian, cobalah untuk mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Buatlah lubang di beberapa titik botol bekas, terutama bagian bawah. Lubang ini berguna untuk memberikan ruang bagi akar tanaman tumbuh dan berkembang serta memastikan agar air bisa mengalir dengan lancar sehingga tidak menggenang di dalam botol.
  2. Lalu, bersihkan botol hingga tidak ada sisa kotoran atau bahan kimia di dalamnya. Pasalnya, hal tersebut berpotensi mengganggu pertumbuhan tanaman. Jadi, cuci menggunakan sabun dan bilas sampai benar-benar bersih.
  3. Campur pupuk organik dengan tanah sebagai media tanam nantinya (boleh ditambahkan pasir supaya media tanam mempunyai drainase lebih baik).
  4. Lapisilah tanah menggunakan arah atau kerikil di bagian atas tanah untuk mencegah tanah keluar ketika disiram, memperbaiki drainase, dan menjaga kelembaban tanah.
  5. Mulai tanam bibit yang sebelumnya sudah disiapkan dengan kedalaman sesuai. Tutup akar tanaman menggunakan tanah.
  6. Setelah itu, letakkan botol-botol di tempat yang terkena cukup cahaya matahari agar tanaman bertumbuh secara maksimal.
  7. Jangan lupa untuk melakukan perawatan secara rutin. Siram tanaman secukupnya dan berilah pupuk beberapa minggu sekali supaya tanaman tetap ternutrisi.
  8. Lakukan pengendalian hama atau serangga secara alami.

Baca juga: Cara Mudah Membuat Tempat Sampah dari Botol Bekas

Manfaat Vertikultur

Cara bercocok tanam dengan pola vertikal dapat mendatangkan berbagai macam manfaat potensial. Adapun beberapa manfaat vertikultur adalah sebagai berikut.

  • Dengan vertikultur, Anda bisa sekaligus memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar. Jika menggunakan botol plastik dan pipa bekas, Anda sama saja bercocok tanam sekaligus melakukan daur ulang sampah plastik secara tidak langsung. 
  • Teknik vertikultur dapat dijadikan sebagai sarana edukasi bagi si kecil untuk mengenalkan jenis tanaman, cara budi daya, dan lain sebagainya.
  • Mempercantik tampilan tata ruang kota. Tanaman hijau yang ditanam secara vertikal juga bisa sangat cantik dilihat.
  • Menghemat penggunaan air dan tanah.
  • Meningkatkan produksi oksigen.

Demikian pembahasan mengenai apa itu vertikultur yang mencakup kelebihan, kekurangan, cara membuat vertikultur dari botol bekas, dan manfaat penerapannya. Setelah menyimak informasi di atas, Anda tidak perlu bingung lagi jika ingin bercocok tanam di lahan yang sempit.

Namun, sebelum memutuskan untuk mengaplikasikan teknik vertikultur, pastikan untuk perhatikan kelebihan dan kekurangannya terlebih dahulu. Selain itu, saat mulai bercocok tanam, jangan lupa untuk memenuhi kecukupan cairan tubuh agar tetap terhidrasi.

Minumlah air setidaknya 2 liter setiap hari atau setara dengan 8 gelas berukuran 250 ml setiap harinya. Pilihlah air yang mengandung mineral murni bersumber dari pegunungan alami karena terjaga kualitas sekaligus kebersihannya. 

Sebaiknya, hindari untuk mengonsumsi air dengan kandungan mineral tambahan dari proses produksi agar kandungan mineralnya lebih alami dan terjaga kemurniannya.

Baca juga: Cara Membuat Kincir Angin dari Botol Plastik, Mudah & Praktis

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda Juga Suka

Artikel Terkait

Search