4 Bakteri Penyebab Disentri Basiler, Waspada Infeksinya!

Bacaan 4 menit
bakteri penyebab disentri

Tahukah Anda, apa saja bakteri penyebab disentri? Diketahui, disentri adalah penyakit usus yang mengakibatkan diare berair serta berdarah dan/atau berlendir karena adanya infeksi bakteri maupun parasit.

Adapun disentri basiler adalah penyakit ini yang disebabkan oleh bakteri. Biasanya, seseorang terpapar bakteri tersebut karena makanan dan air mineral yang terkontaminasi hingga lingkungan sekitarnya kotor.

Untuk mengetahui bakteri penyebab disentri basiler dan cara paparan selengkapnya, cek artikel ini hingga akhir!

Apa Itu Disentri Basiler?

Berdasarkan penyebabnya, penyakit ini terbagi menjadi disentri basiler dan ameba. Secara singkat, disentri basiler disebabkan infeksi bakteri, sedangkan ameba terjadi akibat parasit.

Lebih lanjut, disentri basiler adalah penyakit akibat infeksi bakteri pada usus yang menyebabkan diare berair disertai darah ataupun lendir.

Adapun infeksi ini disebabkan bakteri masuk hingga mencapai usus dan kemudian berkembang biak serta menyerang organ tersebut.

Bakteri Penyebab Disentri

Sebenarnya, ada beragam bakteri yang dapat menyerang sistem pencernaan. Namun, empat bakteri penyebab disentri adalah sebagai berikut.

1. Shigella dysenteriae

Bakteri penyebab disentri paling utama adalah Shigella dysenteriae. Biasanya, penyakit akibat bakteri disentri ini ditandai peradangan usus besar yang terjadi tiga hari setelah paparan. Lebih lanjut, penyakit ini juga bisa menyebabkan gejala berikut:

  • Diare berdarah atau berlendir.
  • Demam.
  • Nyeri perut.
  • Mual dan muntah.
  • Tubuh lemas.
  • Dehidrasi.
  • Kejang pada anak.
  • Komplikasi, seperti kerusakan ginjal, penyebaran infeksi ke organ lain, hingga malnutrisi yang menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.

Diketahui, bakteri ini sangat mudah menular ke manusia karena bisa mengakibatkan hal-hal berikut.

  • Lingkungan kotor.
  • Kurangnya akses air bersih.
  • Sanitasi terbatas.
  • Makanan atau minuman terkontaminasi bakteri.
  • Kontak langsung dengan penderita.
  • Menyentuh benda yang tercemar feses.

Baca Juga: Bahaya Dehidrasi pada Anak, Kenali Penyebabnya di Sini!

2. Salmonella

Kemudian, Salmonella adalah bakteri penyebab disentri lainnya.

Pada dasarnya, Salmonella merupakan bakteri yang menyerang saluran pencernaan dengan disebar oleh feses atau tinja. Saat sudah 12-72 jam setelah terkena infeksi Salmonella, seseorang bisa menderita gejala berikut selama 4-10 hari:

  • Diare berdarah atau berlendir.
  • Demam.
  • Kram perut.
  • Sakit kepala.
  • Mual dah muntah.
  • Hilang nafsu makan.

Pada umumnya, infeksi Salmonella disebabkan makanan atau minuman. Selengkapnya, bakteri disentri ini dapat disebabkan hal-hal berikut:

  • Daging sapi, unggas, dan seafood yang setengah matang atau masih mentah.
  • Susu dan olahannya yang tidak dipasteurisasi.
  • Telur mentah atau setengah matang.
  • Buah atau sayur yang tidak dicuci.
  • Bahan makanan yang dicuci dengan air terkontaminasi bakteri.
  • Makanan olahan seperti sosis dan nugget.
  • Memegang, memeluk, atau mencium hewan seperti iguana, ayam, burung, dan kura-kura.

3. Escherichia coli

Selain itu, Escherichia coli (E. coli) juga dapat menyebabkan disentri. Sebenarnya, bakteri penyebab disentri ini hidup di usus untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Walaupun cenderung tidak berbahaya, ada E. coli yang menghasilkan racun sehingga mengakibatkan diare hingga disentri. Di antaranya, ada STEC, ETEC, EPEC, EAEC, EIEC, dan DAEC.

Untuk diare dan disentri, STEC atau Shiga toxin-producing coli adalah penyebab paling umumnya karena memproduksi racun perusak usus kecil. Setelah 3-4 hari infeksi, gejala akibat bakteri penyebab disentri ini adalah sebagai berikut:

  • Diare berdarah atau bernanah.
  • Demam.
  • Menggigil.
  • Sakit perut.
  • Pusing.
  • Mual dah muntah.
  • Perut kembung.
  • Hilang nafsu makan.
  • Nyeri otot.
  • Dehidrasi.

Sementara itu, infeksi E. coli beracun ini dapat disebabkan dua hal:

  • Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri.
  • Tidak cuci tangan setelah memegang binatang atau buang air besar.
  • Kontak langsung dengan penderita.

Baca Juga: Apa Itu Panas Dalam? Ketahui Penyebab dan Cara Atasinya

4. Campylobacter

Terakhir, Campylobacter dapat menyebabkan disentri. Utamanya, ini disebabkan Campylobacter jejuni.

Umumnya, infeksi bakteri penyebab disentri ini mengakibatkan masalah sistem pencernaaan. Lebih lanjut, bakteri tersebut menimbulkan beberapa gejala setelah 2-5 hari, yakni sebagai berikut:

  • Diare berdarah atau berlendir.
  • Demam.
  • Sakit perut.
  • Mual dah muntah.
  • Tubuh lemas.
  • Hilang nafsu makan.
  • Otot lemah.
  • Dehidrasi.

Sementara itu, Campylobacter biasanya terpapar karena hal-hal berikut:

  • Makan daging ayam, telur, atau susu yang tidak matang.
  • Minum air yang kotor atau tidak dimasak dahulu.
  • Tidak membersihkan alat dapur yang terkontaminasi daging merah padahal dipakai untuk mengonsumsi makanan lain.
  • Tidak cuci tangan setelah menyentuh hewan, seperti anjing dan kucing.
  • Kontak langsung dengan penderita.

Cara Mencegah Disentri

Sekarang, Anda sudah tahu bakteri penyebab disentri yang sebaiknya dicegah penularannya. Agar makin aman, ikuti cara mencegah disentri berikut:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin setelah maupun sebelum melakukan sesuatu yang bisa menyebabkan infeksi bakteri.
  • Gunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60% di luar ruangan sebelum melakukan aktivitas yang bisa menyebabkan infeksi bakteri.
  • Pastikan makanan dan minuman matang.
  • Pisahkan alat masak untuk daging mentah dan bahan lainnya.
  • Jangan konsumsi susu dan olahannya yang belum dipasteurisasi.
  • Memastikan lingkungan sekitar rumah bersih.
  • Mendidik anak tentang menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Selain itu, agar menghindari infeksi bakteri penyebab disentri, pastikan Anda memilih air minum yang terjaga kebersihan dan kualitasnya.

Kemudian, pilihlah air minum dengan kandungan air mineral murni dari pegunungan, bukan mineral tambahan yang didapat selama proses produksi, sehingga keamanannya makin terjamin.

Sementara itu, bakteri-bakteri di atas juga bisa menyebabkan dehidrasi yang memungkinkan kondisi disentri lebih parah. Agar tidak terjadi, Anda harus selalu penuhi kebutuhan cairan tubuh dengan minum air kurang lebih 2 liter per hari.

Yuk, hindari disentri dengan konsumsi air minum berkualitas mulai sekarang!

Baca Juga: Bisakah Tubuh Keracunan Air Putih? Inilah Jawabannya

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mungkin Anda Juga Suka

Artikel Terkait

Search